Secarik Memori Masa Kecil.
Tempat ini, banyak menyimpan memori, pohon-pohonnya,
ambang pintu kelasnya, tempat parkir. Hmm sepertinya baru kemarin aku keluar
menjadi alumni di SD ini, ya serasa baru kemarin. Banyak gambaran yang ingin aku sampaikan,
sangat banyak. Kendalaku, aku hanya tidak tahu harus memulai darimana. Satu
yang masih jelas ku ingat sampai sekarang, di tempat inilah aku pertama kali
mengerti bahwa ada satu teman yang memberikan perhatian lebih padaku. Satu
teman, yang menurutku tidak begitu menarik perhatian, namun justru memiliki
kesan istimewa di hatiku. Satu teman yang tidak begitu terkenal saat kami masih
sama2 duduk di bangku SD, namun justru dari dialah aku mengenal perasaan lain
diluar keluarga. Perasaan yang dulunya tidak begitu aku hiraukan, namun
belakangan ini baru aku paham bahwa perasaan itu namanya Suka. Hal lumrah yang
pasti dialami oleh semua keturunan Adam.
Saat itu mungkin aku terlalu kecil untuk bisa
bersikap, terlalu bingung untuk mengambil keputusan, aku yang tidak terlalu
paham, hanya bilang iya saat dia menawarkan suatu ikatan yang disebut dengan
pacaran. Saat itu aku tidak tahu apa
maksudnya, namun tak lama setelah itu aku baru paham, bahwa ikatan itulah yang
menjadikan aku teman istimewa bagi dirinya. Senang rasanya, karena aku merasa
menjadi orang yang penting bagi orang lain, senang karena merasa keberadaanku
istimewaa baginya. Setelah sekian tahun belajar di tempat itu, dari dialah aku
merasa keberadaanku sungguh dihargai di SD tersebut. Dia mengutarakan perasaan
yang membuatku bisa melupakan perlakuan teman2ku yang sering membuatku trauma
untuk sekedar berada disekolah. Perasaan yang dikatakan olehnya dengan sangat
polos, namun hingga detik ini justru masih membekas.
Harus aku akui, dia orang pertama yang dengan berani
mengatakan hal itu padaku, dan itu sangat berkesan sampai sekarang. Benar apa
yang dikatakan banyak orang, bahwa perempuan tidak akan bisa melupakan
laki-laki pertama yang berani mengatakan suka pada dirinya. Namun keberjalanan
waktu dan pendewasaan diri memang terkadang bisa merubah apa yang menjadi
prinsip manusia, sedikit aku bisa melupakannya setelah kami berbeda sekolah selama
tiga tahun. Nyaris tak ada lg hal yg istimewa saat aku kembali bertemu dengannya
di satu SMA yang sama. Entah bohong atau tidak, justru setelah menjadi
mahasiswalah aku baru mengetahui bahwa dia masih menyimpan perasaan yang sama
kepadaku, perasaan yang sama seperti yang dia utarakan padaku saat kami masih
sama2 belajar di sekolah dasar.
Namun belakangan sikapnya terasa dingin, jauh lebih
dingin dari yang pernah ku tahu. Sejak ada berita yang hampir merusak
pertemanan kami, sikapnya sungguh berubah. Berita yang memojokannya, sekaligus
merendahkan nama baikku. Sedikit demi sedikit dia menjauh, walaupun dalam
hatiku sedikitpun aku tidak pernah percaya bahwa dia seperti yang dikatakan
dalam berita itu. Sikapnyalah yang aku sesalkan, dia menjauhiku karena
kesalahan yang tidak aku lakukan.
Seandainya dia sadar, bahwa aku selama ini juga
memiliki perasaan yang sama seperti yang dia rasakan.