Sabtu, 13 Juli 2013


Secarik Memori Masa Kecil.
 
Tempat ini, banyak menyimpan memori, pohon-pohonnya, ambang pintu kelasnya, tempat parkir. Hmm sepertinya baru kemarin aku keluar menjadi alumni di SD ini, ya serasa baru kemarin.  Banyak gambaran yang ingin aku sampaikan, sangat banyak. Kendalaku, aku hanya tidak tahu harus memulai darimana. Satu yang masih jelas ku ingat sampai sekarang, di tempat inilah aku pertama kali mengerti bahwa ada satu teman yang memberikan perhatian lebih padaku. Satu teman, yang menurutku tidak begitu menarik perhatian, namun justru memiliki kesan istimewa di hatiku. Satu teman yang tidak begitu terkenal saat kami masih sama2 duduk di bangku SD, namun justru dari dialah aku mengenal perasaan lain diluar keluarga. Perasaan yang dulunya tidak begitu aku hiraukan, namun belakangan ini baru aku paham bahwa perasaan itu namanya Suka. Hal lumrah yang pasti dialami oleh semua keturunan Adam.
Saat itu mungkin aku terlalu kecil untuk bisa bersikap, terlalu bingung untuk mengambil keputusan, aku yang tidak terlalu paham, hanya bilang iya saat dia menawarkan suatu ikatan yang disebut dengan pacaran. Saat  itu aku tidak tahu apa maksudnya, namun tak lama setelah itu aku baru paham, bahwa ikatan itulah yang menjadikan aku teman istimewa bagi dirinya. Senang rasanya, karena aku merasa menjadi orang yang penting bagi orang lain, senang karena merasa keberadaanku istimewaa baginya. Setelah sekian tahun belajar di tempat itu, dari dialah aku merasa keberadaanku sungguh dihargai di SD tersebut. Dia mengutarakan perasaan yang membuatku bisa melupakan perlakuan teman2ku yang sering membuatku trauma untuk sekedar berada disekolah. Perasaan yang dikatakan olehnya dengan sangat polos, namun hingga detik ini justru masih membekas.
Harus aku akui, dia orang pertama yang dengan berani mengatakan hal itu padaku, dan itu sangat berkesan sampai sekarang. Benar apa yang dikatakan banyak orang, bahwa perempuan tidak akan bisa melupakan laki-laki pertama yang berani mengatakan suka pada dirinya. Namun keberjalanan waktu dan pendewasaan diri memang terkadang bisa merubah apa yang menjadi prinsip manusia, sedikit aku bisa melupakannya setelah kami berbeda sekolah selama tiga tahun. Nyaris tak ada lg hal yg istimewa saat aku kembali bertemu dengannya di satu SMA yang sama. Entah bohong atau tidak, justru setelah menjadi mahasiswalah aku baru mengetahui bahwa dia masih menyimpan perasaan yang sama kepadaku, perasaan yang sama seperti yang dia utarakan padaku saat kami masih sama2 belajar di sekolah dasar.
Namun belakangan sikapnya terasa dingin, jauh lebih dingin dari yang pernah ku tahu. Sejak ada berita yang hampir merusak pertemanan kami, sikapnya sungguh berubah. Berita yang memojokannya, sekaligus merendahkan nama baikku. Sedikit demi sedikit dia menjauh, walaupun dalam hatiku sedikitpun aku tidak pernah percaya bahwa dia seperti yang dikatakan dalam berita itu. Sikapnyalah yang aku sesalkan, dia menjauhiku karena kesalahan yang tidak aku lakukan.
Seandainya dia sadar, bahwa aku selama ini juga memiliki perasaan yang sama seperti yang dia rasakan.

0 komentar:

Posting Komentar